Membuat
sebuah kalimat tentu bukan hal yang sulit bagi teman-teman. Namun, apakah
kalimat yang dibuat tersebut sudah termasuk kalimat efektif? Pada
dasarnya, sebuah kalimat dapat dibentuk oleh klausa yang terdiri atas subjek
dan predikat dengan penambahan objek, pelengkap, maupun keterangan yang
diakhiri dengan tanda baca titik (.), tanya (?), atau seru (!). Jika tidak
tepat, penambahan-penambahan tersebut dapat membuat kalimat yang dibuat
menjadi tidak efektif, loh.
1. Pengertian
Kalimat Efektif
Kalimat efektif dapat diartikan sebagai susunan kata
yang mengikuti kaidah kebahasaan secara baik dan benar. Tentu saja karena kita
berbicara tentang bahasa
Indonesia, kaidah yang menjadi patokan kalimat efektif dalam bahasan
ini adalah kaidah bahasa Indonesia menurut ejaan yang disempurnakan (EYD).
2. Syarat
Kalimat Efektif
Pada dasarnya, ada empat syarat utama sebuah kalimat
dapat dikatakan efektif atau tidak.
a. Sesuai
EYD
Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan
maupun tanda baca yang tepat. Kata baku pun mesti menjadi perhatian agar tidak
sampai kata yang kamu tulis ternyata tidak tepat ejaannya.
b. Sistematis
Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan
subjek dan predikat, kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga
keterangan. Sebisa mungkin guna mengefektifkan kalimat, buatlah kalimat yang
urutannya tidak memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan, subjek dan
predikat diharapkan selalu berada di awal kalimat.
c. Tidak
Boros dan Bertele-tele
Jangan sampai kalimat yang kalian buat terlalu banyak
menghambur-hamburkan kata dan terkesan bertele-tele. Pastikan susunan kalimat
yang kalian rumuskan pasti dan ringkas agar orang yang membacanya mudah
menangkah gagasan yang kalian tuangkan.
d. Tidak
Ambigu
Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif
menjadi sangat penting untuk menghindari pembaca dari multiftafsir. Dengan
susunan kata yang ringkas, sistemastis, dan sesuai kaidah kebahasaan; pembaca
tidak akan kesulitan mengartikan ide dari kalimat kalian sehingga tidak ada
kesan ambigu.
3. Ciri-ciri
Kalimat Efektif
Untuk membuat kalimat efektif tidaklah sulit asalkan
sudah memahami ciri-ciri suatu kalimat dikatakan efektif. Berikut ini adalah 5
ciri-ciri sehingga suatu kalimat dapat kita katakan efektif.
a. Kesepadanan
Struktur
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kelengkapan
struktur dan penggunaannya. Inilah yang dimaksud dengan kesepadanan struktur.
Ada beberapa hal yang menyangkut ciri-ciri yang satu ini.
1) Pastikan
kalimat yang dibuat mengandung unsur klausa minimal yang lengkap, yakni subjek
dan predikat.
2) Jangan
taruh kata depan (preposisi) di depan subjek karena akan mengaburkan pelaku di
dalam kalimat tersebut.
Contoh
kalimat efektif dan tidak efektif:
Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (tidak
efektif)
Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif).
Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif).
3) Hati-hati
pada penggunaan konjungsi yang di depan predikat karena membuatnya
menjadi perluasan dari subjek.
Contoh:
Dia yang pergi meninggalkan saya. (tidak efektif)
Dia pergi meninggalkan saya. (efektif).
Dia pergi meninggalkan saya. (efektif).
4) Tidak
bersubjek ganda, bukan berarti subjek tidak boleh lebih dari satu, namun lebih
ke arah menggabungkan subjek yang sama.
Contoh:
Adik demam sehingga adik tidak dapat masuk sekolah. (tidak efektif)
Adik demam sehingga tidak dapat masuk sekolah. (efektif)
Adik demam sehingga tidak dapat masuk sekolah. (efektif)
b. Kehematan
Kata
Karena salah satu syarat kalimat efektif adalah
ringkas dan tidak bertele-tele, kalian tidak boleh menyusun kata-kata yang
bermakna sama di dalam sebuah kalimat. Ada dua hal yang memungkinkan kalimat
membuat kalimat yang boros sehingga tidak efektif. Yang pertama menyangkut kata
jamak dan yang kedua mengenai kata-kata bersinonim. Untuk menghindari hal
tersebut, berikut ini contoh mengenai kesalahan dalam kata jamak dan sinonim
yang menghasilkan kalimat tidak efektif.
Contoh Kata Jamak:
Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk
perguruan tinggi. (tidak efektif)
Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk
perguruan tinggi. (efektif)
Ketidakefektifan terjadi karena kata para merujuk
pada jumlah jamak, sementara siswa-siswi juga mengarah pada jumlah siswa yang
lebih dari satu. Jadi, hilangkan salah satu kata yang merujuk pada hal jamak
tersebut.
Contoh Kata Sinonim:
Ia masuk ke dalam ruang kelas. (tidak efektif)
Ia masuk ruang kelas.
Ia masuk ruang kelas.
Ketidakefektifan terjadi karena kata masuk dan
frasa ke dalam sama-sama menunjukkan arti yang sama. Namun,
kata masuk lebih tepat membentuk kalimat efektif karena sifatnya yang
merupakan kata kerja dan dapat menjadi predikat. Sementara itu, jika
menggunakan ke dalam dan menghilangkan kata masuk—sehingga
menjadi ia ke dalam ruang kelas—kalimat tersebut akan kehilangan
predikatnya dan tidak dapat dikatakan kalimat efektif menurut prinsip
kesepadanan struktur.
c. Kesejajaran
Bentuk
Ciri-ciri yang satu ini menyangkut soal imbuhan dalam
kata-kata yang ada di kalimat, sesuai kedudukannya pada kalimat itu. Pada
intinya, kalimat efektif haruslah berimbuhan pararel dan konsisten. Jika pada
sebuah fungsi digunakan imbuhan me-, selanjutnya imbuhan yang sama
digunakan pada fungsi yang sama.
Contoh:
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara
membuang, memilah, dan pengolahannya. (tidak efektif)
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara
membuang, memilah, dan mengolahnya. (efektif)
d. Ketegasan
Makna
Tidak selamanya subjek harus diletakkan di awal
kalimat, namun memang peletakan subjek seharusnya selalu mendahului predikat.
Akan tetapi, dalam beberapa kasus tertentu, kalian bisa saja meletakkan
keterangan di awal kalimat untuk memberi efek penegasan. Ini agar pembaca dapat
langsung mengerti gagasan utama dari kalimat tersebut. Penegasan kalimat
seperti ini biasanya dijumpai pada jenis kalimat perintah, larangan, ataupun
anjuran yang umumnya diikuti partikel lah atau pun.
Contoh:
Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! (tidak efektif)
Sapulah lantai rumahmu agar bersih! (efektif)
e. Kelogisan
Kalimat
Ciri-ciri kalimat efektif terakhir yang amat krusial
menyangkut kelogisan kalimat yang kalian buat. Kelogisan berperan penting untuk
menghindari kesan ambigu pada kalimat. Karena itu, buatlah kalimat dengan ide
yang mudah dimengerti dan masuk akal agar pembaca dapat dengan mudah pula
mengerti maksud dari kalimat tersebut.
Contoh:
Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kamu
persilakan. (tidak efektif)
Bapak Kepala Sekolah dipersilakan menyampaikan
pidatonya sekarang. (efektif)