Mulai
akhir abad XV, bangsa Eropa berusaha melakukan penjelajahan samudra. Bangsa
Eropa yang pernah melakukan penjelajahan dan penjajahan di Indonesia dimulai
oleh bangsa Portugis. Kapal mereka pertama kali mendarat di Malaka pada tahun
1511. Berikutnya ialah bangsa Spanyol yang mendarat di Tidore, Maluku pada
tahun 1521. Kemudian, disusul oleh bangsa Inggris dan Belanda. Kapal-kapal
Belanda pertama kali mendarat di Pelabuhan Banten pada tahun 1596.
Faktor-faktor
pendorong penjelajahan samudra antara lain sebagai berikut:
A.
Adanya keinginan mencari kekayaan
(gold)
Kekayaan
yang mereka cari terutama adalah rempah-rempah. Sekitar abad XV di Eropa, harga
rempah-rempah sangat mahal. Harga rempah-rempah semahal emas (gold). Mereka
sangat membutuhkan rempah-rempah untuk industri obat-obatan dan bumbu masak.
B.
Adanya keinginan menyebarkan agama
(gospel)
Selain
mencari kekayaan dan tanah jajahan, bangsa Eropa juga membawa misi khusus. Misi
khusus tersebut adalah menyebarkan agama kepada penduduk daerah yang
dikuasainya. Tugas mereka ini dianggap sebagai tugas suci yang harus
dilaksanakan ke seluruh dunia dan dipelopori oleh bangsa Portugis.
C.
Adanya keinginan
mencari kejayaan (glory)
Di
Eropa, ada suatu anggapan bahwa apabila suatu negara mempunyai banyak tanah jajahan,
negara tersebut termasuk negara yang jaya (glory). Dengan adanya anggapan ini,
negaranegara Eropa berlomba-lomba untuk men cari tanah jajahan sebanyakbanyak nya.
D.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
Ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang
pesat. Contohnya seperti berikut:
1. Dikembangkannya
teknik pembuatan kapal yang dapat digunakan untuk mengarungi samudra luas.
2. Ditemukannya
mesiu untuk persenjataan. Senjata dapat digunakan untuk melindungi pelayaran
dari ancaman bajak laut dan sebagainya.
3. Ditemukannya
kompas. Kompas digunakan sebagai penunjuk arah sehingga para penjelajah tidak
lagi bergantung pada kebiasaan alam. Untuk menentukan arah, biasanya mereka
berpedoman pada bintang sehingga jika angkasa tertutup awan, mereka tidak dapat
meneruskan pelayarannya. Dengan kompas, mereka bebas berlayar ke arah mana pun
tanpa gangguan, baik siang maupun malam.
Peristiwa-Peristiwa pada
Masa Pemerintahan Kolonial Belanda
Pada
tahun 1595, Belanda berangkat dari Eropa di bawah pimpinan Cornelis de Houtman
dan sampai di Indonesia pada tahun 1596 dengan mendarat di Banten. Sejak
pelayaran de Houtman, banyak berdiri perusahaanperusahaan dagang Belanda yang
masing-masing memiliki kapal sendiri dan berlayar ke Indonesia. Pembentukan VOC
Pedagang Belanda dengan didukung oleh pemerintahnya membentuk kongsi dagang
yang bernama VOC (Vereenidge Oostindische Compagnie) pada tanggal 20 Maret
1602. Tujuan VOC di Indonesia antara lain sebagai berikut:
1.
Menguasai pelabuhan-pelabuhan penting.
2.
Menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
3.
Melaksanakan monopoli perdagangan
rempahrempah.
Pengalihan
Kekuasaan VOC kepada Kerajaan Belanda
Memasuki akhir abad ke-18, kejayaan VOC mulai merosot.
Faktor
internal yang menyebabkan kemerosotan VOC adalah sebagai berikut:
1.
Banyak pegawai VOC melakukan korupsi.
2.
Sulitnya melakukan pengawasan terhadap
daerah penguasaan VOC yang sangat luas.
Faktor
eksternal yang menyebabkan kemerosotan VOC adalah sebagai berikut:
1.
Meletusnya Revolusi Prancis menyebabkan
Belanda jatuh ke tangan Prancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte.
2.
Penentangan oleh rakyat Indonesia terhadap
VOC dalam bentuk peperangan yang banyak menyedot pembiayaan dan tenaga. Pada
tanggal 15 Januari 1808, Herman W. Daendels menerima kekuasaan dari Gubernur Jenderal
Weise. Daendels dibebani tugas mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris
karena Inggris telah menguasai daerah kekuasaan VOC di Sumatra, Ambon, dan
Banda.
Sebagai
gubernur jenderal, langkah-langkah yang ditempuh Daendels antara lain:
a) Meningkatkan
jumlah tentara dengan cara mengambil dari berbagai suku bangsa di Indonesia.
b) Membangun
pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.
c) Membangun
pangkalan armada di Anyer dan Ujung Kulon
d) Membangun
jalan raya dari Anyer hingga Panarukan sepanjang lebih kurang 1.100 km,
e) Membangun
benteng-benteng pertahanan. Daendels menerapkan sistem kerja paksa (rodi).
Daendels
juga melakukan berbagai usaha untuk mengumpulkan dana dalam menghadapi Inggris,
antara lain: mengadakan penyerahan hasil bumi, memaksa rakyat menjual hasil
buminya kepada pemerintah Belanda dengan harga murah, mewajibkan rakyat
Priangan untuk menanam kopi, dan menjual tanahtanah.